Rabu, 02 Juli 2008

MEMANFAATKAN HUTANG UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS

Sore ini ada seorang teman yang bekerja di kedubes Indonesia di Riyadh menelpon saya dan memberi tahu kalau ada orang Saudi yang mau menginvestasikan dananya di Indonesia dengan syarat harus di alokasikan khusus untuk produksi busana muslim.Walaupun baru tahap penawaran,insya Allah bisa ditindak lanjuti,bila tidak buat sendiri bisa juga buat kawan-kawan yang lain.

Saya sering menjumpai banyak orang yang punya uang tetapi belum atau tidak mau membuka bisnis sendiri atau memang benar-benar kelebihan duit sehingga bingung mau buat apa,he..hee...heee....di sisi lain banyak yang ingin membuka usaha atau mengembangkan bisnisnya tetapi masih terbentur masalah permodalan yang minim sedang untuk akses ke bank belum bisa memenuhi persyaratan.

Memang tidak mudah mempertemukan dua kelompok tadi karena berbagai alasan dan kendala agar bisa menjalin kerjasama simbiosis mutualisme,tetapi paling tidak harus ada usaha untuk menjembatani dua kelompok tadi selain lewat bank.Paling tidak lewat jalur persahabatan dan komunitas seperti TDA atau komunitas lainya.Sehingga yang punya uang bisa dapat keuntungan dari investasinya sedang yang ingin membuka usaha dapat cepat merealisasikan mimpinya membuka dan mengembangkan usaha.Enak kan ?.

Hutang piutang dalam berbisnis adalah sesuatu yang lumrah,malah banyak yang meng-analogikan bila berbisnis tanpa punya hutang piutang ibarat memasak sayuran tidak pakai garam,pasti rasanya hambar.Begitu pula dalam dunia bisnis,hutang piutang adalah bumbu utama.Tetapi tidak sedikit pula yang menghindari punya hutang,tetapi paling tidak masih punya piutang dengan orang lain.

Memang masalah hutang piutang adalah salah satu yang paling diperhatikan dalam agama Islam,sampai ayat yang terpanjang dalam Al-Quran adalah ayat yang membahas masalah yang satu ini.Begitu juga seorang mayat yang masih punya hutang tidak boleh disholatkan sebelum ada yang menanggung hutangnya.

Tetapi bukan berarti kita tidak boleh berhutang,yang di larang agama adalah hutang lalu menunda-nunda pembayaran padahal sudah mampu dan sudah jatuh tempo apalagi bila sampai ngemplang atau tidak mau melunasi,wah bisa menuju rute neraka Jahannam nanti di Akherat.

Kalau dalam teorinya Robert Kiyosaki biasa di bagi menjadi dua,yaitu hutang produktif dan hutang komsumtif.Yang tidak dianjurakan adalah hutang komsumtif diluar kemampuan atau over dosis.Tetapi bila hutang itu untuk sesuatu yang produktif seperti buat bisnis,maka akan mempercepat laju bisnis kita bila dikelola dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Kalau menurut logika Purdi E Chandra malah lebih berani lagi,HUTANG ITU MULIA,katanya.Bagaimana tidak mulia..?,bila kita berhutang biasanya memberi bunga atau bagi hasil bagi pemberi pinjaman, entah itu bank atau perorangan.Berarti kita malah memberi keuntungan bagi bank untuk menggaji para karyawannya dan memberi keuntungan pagi para penabung di bank tersebut.Coba bila tidak ada kredit yang disalurkan oleh bank karena tidak ada yang berani berhutang berarti para penabung tidak akan mendapatkan keuntungan sama sekali dari tabungannya dan bank tidak bisa menggaji para karyawannya lalu bank akan tutup karena merugi dan.......Anda teruskan sendiri.Jadi tidak salah bila sampai om Purdi punya keyakinan hutang itu mulia.

Kalau saya sering memakai ilustrasi seperti ini:Bila saya memutar uang 50 juta dalam bisnis saya dan mendapat keuntungan 5 juta perbulan.Lalu karena pertumbuhan bisnis yang bagus maka saya membutuhkan tambahan modal sekitar 100 juta dan kebetulan ada yang menawarkan pinjaman.Bila saya ambil maka menurut hitungan kasar,saya bisa mendapatkan tambahan penghasilan 10 juta jadi total 15 juta perbulan,tetapi bila tidak saya ambil maka bisnis saya pertumbuhannya akan lebih lamban dan pendapatan juga tidak banyak berubah dari angka 5 juta tadi.Kalau saya lebih memilih mengambil pinjaman demi mempercepat pertumbuhan usaha dan mendapatkan tambahan penghasilan 10 juta perbulan.

Yang sulit pada awalnya adalah mendapat kepercayaan untuk berhutang,dibutuhkan pembuktian dan track record yang baik dalam mengelola uang orang lain tersebut.Tetapi bila sudah bisa membuktikan Insya Allah akan lebih mudah mendapatkan pinjaman,entah dari keluarga,teman atau dari bank sekalipun.

Pada awal memulai usaha,saya juga merasakan betapa sulitnya mencari pinjaman,walaupun dari kelurga sekalipun,karena masih dianggap anak kemaren sore dan belum berpengalaman dalam berbisnis.Tetapi setelah bisa membuktikan dan secara konsisten bisa memberi keuntungan yang jauh lebih menarik daripada bagi hasil atau bunga bank,akhirnya banyak yang menawarkan uangnya untuk dikelola.

Kunci paling utama menurut saya adalah bagaimana kita membangun personal branding yang bagus dalam hal hutang piutang ini,sekali saja kita cacat dalam masalah ini,akan susah sekali memulihkannya kembali.Membangun personal branding dalam hutang piutang bisa dimulai dari keluarga dekat atau sanak famili lalu meluas ke teman-teman dekat,dengan relasi bisnis,supplyer dan seterusnya.

Hutang dalam bisnis juga tidak melulu berupa uang,jika kepada supplyer kita bisa berhutang barang,mungkin awalnya seratus ribu lalu sejuta atau mungkin awalnya sehari,seminggu lalu bisa berhutang produk sebulan baru dibayar.Atau bisa juga membayar dengan giro mundur seminggu,sebulan atau lebih,tergantung negoisasi.

Kesimpulannya,hutang produktif itu bisa menjadi leverage atau daya ungkit dalam bisnis kita bila dimanage dengan benar dan penuh tanggung jawab,Jangan sampai hutang,yang awalnya produktif malah menjadi hutang komsumtif karena salah pengelolaan.

Selamat berhutang....n salam sukses slalu....

By:Mukhlis,Owner BM Raihan

0 komentar: